Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business

- Publisher

Minggu, 19 Oktober 2025 - 00:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FDR Summit 18 menjadi ruang dialog untuk melihat kenyataan itu lebih dekat. Mengusung tema “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”

FDR Summit 18 menjadi ruang dialog untuk melihat kenyataan itu lebih dekat. Mengusung tema “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”

Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business menjadi pesan besar yang diangkat dalam FDR Summit 18, sebuah forum yang mengajak pelaku radio di Indonesia melihat kembali jati diri medium ini menjadi bukan hanya sebagai hiburan, tetapi sebagai ruang strategis yang memiliki nilai ekonomi, kreativitas, dan masa depan.

Di tengah perubahan lanskap digital, radio tidak lagi sekadar suara yang mengalun di udara. Ia kini bergerak sebagai platform bisnis, media berbasis komunitas, dan kanal storytelling yang berdaya jangkau.

Transformasi ini tidak hanya mengubah bagaimana radio diproduksi dan dikonsumsi, tetapi juga bagaimana industri ini membangun relevansi dan keberlanjutan.

Dari Frekuensi ke Followers: Evolusi yang Tak Terelakkan

Perubahan besar terjadi saat radio tidak lagi berdiri sendiri sebagai medium tunggal. Hari ini, stasiun radio hidup di berbagai kanal: on-air, live streaming, podcast, konten video pendek, hingga kolaborasi brand yang berbasis digital ecosystem.

Dulu, audiens mencari radio. Kini, radio hadir di tengah audiens di aplikasi, media sosial, event, dan pengalaman offline.

Baca Juga :  Cumulus Revenue Anjlok, Tapi Digital Jadi Penyelamat

Pendengar tak lagi hanya menjadi penyimak, tetapi bagian dari komunitas yang terhubung. Loyalitas kini bukan hanya soal angka share, tetapi engagement.

FDR Summit 18 Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business dan Masa Depan Industri Radio

FDR Summit 18 menjadi ruang dialog untuk melihat kenyataan itu lebih dekat. Mengusung tema “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”, forum ini mempertemukan pelaku industri dari berbagai lini—penyiar, produser konten, manajer korporasi, brand partner, hingga praktisi pemasaran.

Diselenggarakan pada 14–16 November 2025 di 1O1 URBAN Jakarta Thamrin, FDR Summit 18 menghadirkan rangkaian sesi yang dirancang bukan sekadar inspiratif, tetapi aplikatif. Para peserta diajak melihat bagaimana radio bertahan bukan sebagai nostalgia, melainkan sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif yang aktif dan berdaya.

Program Summit: Strategi, Tren, dan Transformasi

Ada beberapa sesi kunci yang menjadi tulang punggung diskusi dalam forum ini:

  • Keynote Speech: “Radio is not dead, it’s just got a new platform.”
    Menyoroti bagaimana transformasi digital bukan ancaman, tetapi pintu masuk inovasi.
  • Panel Diskusi: “Frekuensi ke Followers.”
    Bagaimana audiens masa kini lebih memilih engagement daripada sekadar mendengar.
  • Client Talk: “The Client’s Voice.”
    Brand sudah tidak hanya membeli slot iklan—mereka membeli koneksi emosional dan komunitas.
  • Inovasi Kilat: “The Game Changers.”
    Ruang untuk ide-ide eksplosif dan terobosan baru.
  • Forum Terbuka: “Suara Kita, Masa Depan Kita.”
    Menjadikan pelaku radio sebagai bagian aktif dari perumusan arah industri.
Baca Juga :  Model Bisnis Baru Radio Beralih dari Iklan ke Ekosistem Digital

Setiap sesi dirancang sebagai percakapan dua arah bukan seminar, melainkan pertemuan gagasan.

Radio Sebagai Ekosistem Bisnis

Radio memiliki tiga kekuatan utama sebagai medium modern:

  1. Kredibilitas – Dibangun dari kehadiran dan konsistensi bertahun-tahun
  2. Kedekatan – Suara yang dirasakan “menemani”
  3. Komunitas – Audiens yang terhubung secara emosional

Inilah landasan mengapa kolaborasi dengan brand semakin strategis. Brand tidak hanya mencari exposure, tetapi engagement, persona, dan akses komunitas. Di sinilah radio menjadi lebih dari sekadar industri penyiaran: ia menjadi platform pengalaman.

Energi Baru untuk Generasi Baru

Generasi muda tidak meninggalkan radio, mereka hanya menemukannya dalam bentuk baru. Live audio, short-form talkshow, hybrid konten di platform sosial, hingga podcast adalah bukti bahwa radio tidak mati, hanya berubah wadah dan ritusnya.

FDR Summit 18 menegaskan bahwa masa depan radio bukanlah mempertahankan bentuk lama, tetapi menghidupkan spirit lamanya di ruang baru.

Menguatkan Identitas Industri

Pada akhirnya, summit ini bukan hanya soal inovasi digital. Ia juga mengajak pelaku radio untuk kembali bertanya:
siapa kita, dan bagaimana kita tetap relevan?

Jawabannya sederhana namun kuat:
radio adalah ruang kepercayaan.
Ruang yang membuat orang tetap mendengar karena merasa disertai.

Ketika ruang itu diperluas ke ranah bisnis, ia menjadi kekuatan yang berkelanjutan.

Berita Terkait

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital
Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi
Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?
FDR Summit 18 jakarta “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”
5 Alasan Kenapa Adobe Audition Cocok untuk Pemula dan Profesional
Cara Radio Menemukan Kembali Jiwanya: Dari Frekuensi Hati ke Generasi Digital
Pemimpin Rendah Hati di Era Media yang Bising
Elegi Industri Radio : Dari Telinga ke Telinga, dan Sekarang ke Mana?

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:38 WIB

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital

Jumat, 24 Oktober 2025 - 09:20 WIB

Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 08:53 WIB

Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?

Minggu, 19 Oktober 2025 - 00:30 WIB

Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business

Kamis, 11 September 2025 - 19:47 WIB

5 Alasan Kenapa Adobe Audition Cocok untuk Pemula dan Profesional

Berita Terbaru

Strategi konten radio di era digital telah berubah total. Jika dahulu program berjalan dalam durasi jam-jaman, kini radio harus berpikir dalam format snackable (ringkas dan mudah dikonsumsi), yang merupakan bahasa Gen Z.

Insight

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital

Sabtu, 25 Okt 2025 - 10:38 WIB

Hyperlocal Content sejatinya adalah penemuan kembali jati diri Radio Komunitas di era digital. Ketika media sosial didominasi oleh isu-isu makro dan berita viral yang tak jarang jauh dari realitas lokal, stasiun radio kecil memilih untuk menggali lebih dalam, menyajikan informasi yang spesifik dan sangat dibutuhkan oleh warga di lingkup RT/RW, desa, hingga kecamatan. Strategi ini menjadi pembeda utama mereka. - foto Iustrasi

Insight

Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi

Jumat, 24 Okt 2025 - 09:20 WIB

Era digital menghadirkan banyak pertanyaan baru bagi industri radio. Tetapi satu hal pasti: teknologi bukanlah penghapus peran manusia, melainkan perpanjangan tangannya.

Insight

Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?

Jumat, 24 Okt 2025 - 08:53 WIB