Banyak Radio Gagal Regenerasi Karena Masalah Ini

- Publisher

Senin, 16 Juni 2025 - 12:08 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Banyak Radio Gagal Regenerasi Karena Masalah Ini - foto Ilustrasi

Banyak Radio Gagal Regenerasi Karena Masalah Ini - foto Ilustrasi

Banyak radio gagal regenerasi karena komunikasi internal, di balik kesan glamor dunia radio, ada fakta yang sering luput disadari: banyak perusahaan radio gagal menyiapkan generasi baru karena pola komunikasi internal yang buruk.

Ketika ruang dialog diabaikan, regenerasi mandek. Talenta muda kehilangan semangat, sementara generasi senior terjebak pada kebiasaan lama. Hasilnya, banyak program stagnan dan tidak relevan lagi dengan pendengar muda.

Kondisi ini terjadi di banyak radio lokal maupun nasional, yang tampak kuat di luar, namun rapuh di dalam.

Terungkap! Banyak Radio Gagal Regenerasi, Komunikasi Vertikal Kaku Hambat Ide Baru

Penyiar Muda Enggan Bicara, Senior Enggan Mendengar

Model komunikasi yang masih didominasi instruksi satu arah membuat suasana kerja terasa berat. Penyiar muda hanya diminta patuh pada format lama. Sementara ide-ide segar sering dianggap “terlalu berani” atau “tidak sesuai pakem”.

Baca Juga :  Cara Mix Lagu Jadi Playlist Radio yang Enak Didengar

Dalam situasi ini, regenerasi tak berjalan secara alami. Tidak ada pembinaan, hanya pengulangan. Yang muda frustasi, yang senior merasa terancam. Akhirnya, potensi besar justru pergi ke platform lain.

Bongkar Strategi Baru: Ciptakan Budaya Kolaborasi Bukan Kompetisi

Forum Diskusi Rutin Tanpa Tekanan

Beberapa stasiun radio mulai membenahi pola komunikasi mereka. Bukan lewat surat edaran, tapi lewat forum yang bersifat dialogis dan terbuka. Misalnya, sesi “Open Mic Internal” setiap Jumat, tempat semua karyawan boleh menyampaikan ide tanpa dinilai lebih dulu.

Forum semacam ini menciptakan kepercayaan. Penyiar muda tak lagi takut berbicara, dan yang senior pun mulai membuka diri terhadap perubahan.

Baca Juga :  Cara Radio Menemukan Kembali Jiwanya: Dari Frekuensi Hati ke Generasi Digital

Kolaborasi Konten Antar Generasi

Selain itu, banyak radio mulai memadukan program lama dengan pendekatan baru. Penyiar senior digandeng penyiar muda untuk menggarap podcast, live Instagram, atau konten TikTok yang ringan tapi tetap bernilai.

Alih-alih sekadar “menggantikan,” proses ini membentuk regenerasi yang saling belajar.

Wajib Tahu! Budaya Kerja Baru yang Dorong Regenerasi Radio

Komunikasi Internal Lewat Platform Digital

Perubahan lain yang signifikan adalah pemanfaatan platform digital untuk komunikasi internal. Grup diskusi di WhatsApp, Discord, bahkan Trello, digunakan untuk brainstorming ide program.

Ini bukan hanya mempermudah koordinasi, tapi juga menumbuhkan sense of ownership pada generasi muda. Mereka merasa dipercaya, bukan hanya diperintah.

Peran HR Jadi Sentral, Bukan Formalitas

HR di perusahaan radio tidak lagi hanya mengurus absensi dan kontrak, tapi menjadi fasilitator budaya kerja. Mereka menciptakan program pengembangan diri, coaching mingguan, hingga kelas kreatif internal.

Dengan pendekatan ini, regenerasi tidak sekadar terjadi, tapi benar-benar dirancang.

Masa Depan Radio Ditentukan dari Dalam

Regenerasi bukan soal usia atau teknologi. Ia dimulai dari cara orang-orang di dalam perusahaan berkomunikasi dan saling menghargai. Banyak radio gagal bukan karena kalah saing secara teknis, tapi karena gagal membangun ruang tumbuh bagi generasi penerusnya.

Jika komunikasi internal diperbaiki, bukan tidak mungkin radio kembali jadi pusat budaya populer. Bukan hanya di udara, tapi juga di hati generasi masa depan.

Penulis : Intan

Editor : regi

Berita Terkait

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital
Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi
Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?
FDR Summit 18 jakarta “Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business”
Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business
5 Alasan Kenapa Adobe Audition Cocok untuk Pemula dan Profesional
Cara Radio Menemukan Kembali Jiwanya: Dari Frekuensi Hati ke Generasi Digital
Pemimpin Rendah Hati di Era Media yang Bising

Berita Terkait

Sabtu, 25 Oktober 2025 - 10:38 WIB

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital

Jumat, 24 Oktober 2025 - 09:20 WIB

Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi

Jumat, 24 Oktober 2025 - 08:53 WIB

Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?

Minggu, 19 Oktober 2025 - 00:30 WIB

Radio Is Not Just a Vibe, It’s a Business

Kamis, 11 September 2025 - 19:47 WIB

5 Alasan Kenapa Adobe Audition Cocok untuk Pemula dan Profesional

Berita Terbaru

Strategi konten radio di era digital telah berubah total. Jika dahulu program berjalan dalam durasi jam-jaman, kini radio harus berpikir dalam format snackable (ringkas dan mudah dikonsumsi), yang merupakan bahasa Gen Z.

Insight

Radio: Transformasi ‘Keintiman’ di Tengah Badai Digital

Sabtu, 25 Okt 2025 - 10:38 WIB

Hyperlocal Content sejatinya adalah penemuan kembali jati diri Radio Komunitas di era digital. Ketika media sosial didominasi oleh isu-isu makro dan berita viral yang tak jarang jauh dari realitas lokal, stasiun radio kecil memilih untuk menggali lebih dalam, menyajikan informasi yang spesifik dan sangat dibutuhkan oleh warga di lingkup RT/RW, desa, hingga kecamatan. Strategi ini menjadi pembeda utama mereka. - foto Iustrasi

Insight

Hyperlocal Content: Strategi Radio Bertahan dari Globalisasi

Jumat, 24 Okt 2025 - 09:20 WIB

Era digital menghadirkan banyak pertanyaan baru bagi industri radio. Tetapi satu hal pasti: teknologi bukanlah penghapus peran manusia, melainkan perpanjangan tangannya.

Insight

Integrasi AI di Newsroom Radio: Ancaman atau Peluang?

Jumat, 24 Okt 2025 - 08:53 WIB