Kondisi pasar iklan 2025 menunjukkan sebuah lanskap yang terus berevolusi, didorong oleh inovasi teknologi, pergeseran perilaku konsumen, dan kebutuhan akan data yang semakin presisi.
Di Indonesia, belanja iklan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2025, mencapai nilai USD 4 juta, menempatkan Indonesia sebagai salah satu motor pertumbuhan utama di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini didorong oleh akselerasi di kanal digital, Out-of-Home (OOH), dan televisi (TV).
Dominasi Digital dan Adaptasi Media Tradisional
Tidak mengherankan, iklan digital diprediksi akan menjadi pendorong pertumbuhan terkuat, dengan proyeksi kenaikan antara 10,0% hingga 12%. Ekspansi e-commerce, social commerce, iklan video, dan kampanye programmatic menjadi faktor utama di balik lonjakan ini.
Kemampuan digital untuk menawarkan penargetan yang sangat spesifik, personalisasi konten, dan metrik kinerja yang terukur adalah daya tarik utamanya bagi para pengiklan.
Namun, media tradisional tidak pasrah begitu saja. Mereka menunjukkan adaptasi cerdas untuk tetap relevan:
- Televisi (TV): Mempertahankan pertumbuhan stabil di kisaran 3-5%. Belanja iklan TV tetap solid, terutama didukung oleh sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan otomotif yang mengandalkan jangkauan luas TV. Momentum dari musim perayaan dan acara olahraga besar juga menjadi pendorong kuat. TV linear masih mewakili sebagian besar peluang iklan, namun Connected TV (CTV) dan iklan addressable semakin berkembang, memungkinkan penargetan yang lebih presisi.
- Out-of-Home (OOH): Termasuk Digital OOH (DOOH), diperkirakan tumbuh 7,0% Year-on-Year. Pertumbuhan ini didukung pembangunan infrastruktur perkotaan, inisiatif kota pintar, dan adopsi penargetan programmatic yang lebih canggih, bahkan integrasi dengan AR (Augmented Reality) dan media sosial.
- Radio: Meskipun tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan pertumbuhan yang sama dengan digital dan OOH, radio terus mengandalkan kekuatan lokalitas dan personalisasi. Iklan radio yang kreatif dan terintegrasi dengan program, termasuk endorsement penyiar, masih efektif untuk membangun brand awareness di tingkat komunitas. Podcast, sebagai “radio masa kini,” juga menjadi sarana baru yang signifikan bagi pengiklan untuk menjangkau audiens yang tersegmentasi.
Peran Krusial AI Generatif dan Data Pihak Pertama
Di tahun 2025, kecerdasan buatan (AI) generatif bukan lagi sekadar tren, melainkan elemen fundamental dalam strategi pemasaran. AI membantu dalam:
- Pembuatan Konten Otomatis: Dari teks, gambar, hingga video, AI generatif mempercepat proses kreatif, memungkinkan merek untuk menghasilkan materi pemasaran visual yang menarik tanpa memerlukan desainer profesional secara penuh.
- Personalisasi Pemasaran: AI menganalisis preferensi pelanggan untuk menciptakan kampanye yang lebih personal, meningkatkan engagement dan tingkat konversi.
- Optimalisasi Iklan Digital: Dengan AI, pengiklan dapat mengoptimalkan penargetan, bidding, dan distribusi dana iklan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan efisiensi.
Selain AI, data pihak pertama menjadi aset yang tak ternilai harganya. Dengan semakin ketatnya kebijakan privasi dan penurunan penggunaan third-party cookies, pengumpulan data yang transparan dan berbasis izin langsung dari konsumen menjadi prioritas utama.
Data ini memungkinkan personalisasi yang lebih dalam dan strategi pemasaran yang lebih relevan. Bisnis didorong untuk membangun kedekatan dengan pelanggan melalui program loyalitas, polling, daftar keinginan, atau komunikasi personal untuk mendapatkan data pihak pertama yang otentik.
Pengambilan Keputusan Iklan: Kolaborasi Multi-Level
Lanskap pengambilan keputusan periklanan di tahun 2025 semakin kompleks dan multi-level:
- Level Strategis (C-Suite & Direktur Pemasaran): Bertanggung jawab atas visi besar dan alokasi anggaran utama. Mereka melihat gambaran keseluruhan bagaimana iklan digital (termasuk penggunaan AI dan data pihak pertama) mendukung tujuan bisnis jangka panjang.
- Level Manajerial (Manajer Pemasaran Digital, Brand Manager): Menerjemahkan strategi menjadi taktik operasional, memilih platform (Google Ads, Meta Ads, TikTok Ads), dan mengawasi kinerja kampanye. Pemahaman tentang programmatic buying dan influencer marketing sangat penting di sini.
- Level Pelaksana (Spesialis Iklan Digital, SEO/SEM Specialist): Mereka adalah ujung tombak yang mengimplementasikan kampanye harian, mengoptimalkan keyword, membuat konten iklan, dan menganalisis data real-time. Keputusan mereka sangat taktis dan responsif terhadap performa kampanye.
- Agensi Pemasaran Digital: Banyak perusahaan mendelegasikan keputusan iklan digital kepada agensi yang memiliki keahlian dan akses ke teknologi terbaru untuk mengelola kampanye kompleks.
- Platform Teknologi/Iklan: Google dan Meta, misalnya, memiliki tim yang memberikan rekomendasi berbasis data kepada pengiklan, memengaruhi keputusan langsung.
Kondisi Pasar Iklan 2025: Proyeksi dan Analisis Terbaru
Kondisi pasar iklan 2025 menunjukkan sebuah lanskap yang terus berevolusi, didorong oleh inovasi teknologi, pergeseran perilaku konsumen, dan kebutuhan akan data yang semakin presisi. Di Indonesia, belanja iklan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 5,1% pada tahun 2025, mencapai nilai USD 4 juta, menempatkan Indonesia sebagai salah satu motor pertumbuhan utama di Asia Tenggara. Pertumbuhan ini didorong oleh akselerasi di kanal digital, Out-of-Home (OOH), dan televisi (TV).
Dominasi Digital dan Adaptasi Media Tradisional
Tidak mengherankan, iklan digital diprediksi akan menjadi pendorong pertumbuhan terkuat, dengan proyeksi kenaikan antara 10,0% hingga 12%. Ekspansi e-commerce, social commerce, iklan video, dan kampanye programmatic menjadi faktor utama di balik lonjakan ini. Kemampuan digital untuk menawarkan penargetan yang sangat spesifik, personalisasi konten, dan metrik kinerja yang terukur adalah daya tarik utamanya bagi para pengiklan.
Namun, media tradisional tidak pasrah begitu saja. Mereka menunjukkan adaptasi cerdas untuk tetap relevan:
- Televisi (TV): Mempertahankan pertumbuhan stabil di kisaran 3-5%. Belanja iklan TV tetap solid, terutama didukung oleh sektor Fast-Moving Consumer Goods (FMCG) dan otomotif yang mengandalkan jangkauan luas TV. Momentum dari musim perayaan dan acara olahraga besar juga menjadi pendorong kuat. TV linear masih mewakili sebagian besar peluang iklan, namun Connected TV (CTV) dan iklan addressable semakin berkembang, memungkinkan penargetan yang lebih presisi.
- Out-of-Home (OOH): Termasuk Digital OOH (DOOH), diperkirakan tumbuh 7,0% Year-on-Year. Pertumbuhan ini didukung pembangunan infrastruktur perkotaan, inisiatif kota pintar, dan adopsi penargetan programmatic yang lebih canggih, bahkan integrasi dengan AR (Augmented Reality) dan media sosial.
- Radio: Meskipun tidak disebutkan secara spesifik dalam laporan pertumbuhan yang sama dengan digital dan OOH, radio terus mengandalkan kekuatan lokalitas dan personalisasi. Iklan radio yang kreatif dan terintegrasi dengan program, termasuk endorsement penyiar, masih efektif untuk membangun brand awareness di tingkat komunitas. Podcast, sebagai “radio masa kini,” juga menjadi sarana baru yang signifikan bagi pengiklan untuk menjangkau audiens yang tersegmentasi.
Peran Krusial AI Generatif dan Data Pihak Pertama
Di tahun 2025, kecerdasan buatan (AI) generatif bukan lagi sekadar tren, melainkan elemen fundamental dalam strategi pemasaran. AI membantu dalam:
- Pembuatan Konten Otomatis: Dari teks, gambar, hingga video, AI generatif mempercepat proses kreatif, memungkinkan merek untuk menghasilkan materi pemasaran visual yang menarik tanpa memerlukan desainer profesional secara penuh.
- Personalisasi Pemasaran: AI menganalisis preferensi pelanggan untuk menciptakan kampanye yang lebih personal, meningkatkan engagement dan tingkat konversi.
- Optimalisasi Iklan Digital: Dengan AI, pengiklan dapat mengoptimalkan penargetan, bidding, dan distribusi dana iklan, mengurangi biaya produksi, dan meningkatkan efisiensi.
Selain AI, data pihak pertama menjadi aset yang tak ternilai harganya. Dengan semakin ketatnya kebijakan privasi dan penurunan penggunaan third-party cookies, pengumpulan data yang transparan dan berbasis izin langsung dari konsumen menjadi prioritas utama. Data ini memungkinkan personalisasi yang lebih dalam dan strategi pemasaran yang lebih relevan. Bisnis didorong untuk membangun kedekatan dengan pelanggan melalui program loyalitas, polling, daftar keinginan, atau komunikasi personal untuk mendapatkan data pihak pertama yang otentik.
Pengambilan Keputusan Iklan: Kolaborasi Multi-Level
Lanskap pengambilan keputusan periklanan di tahun 2025 semakin kompleks dan multi-level:
- Level Strategis (C-Suite & Direktur Pemasaran): Bertanggung jawab atas visi besar dan alokasi anggaran utama. Mereka melihat gambaran keseluruhan bagaimana iklan digital (termasuk penggunaan AI dan data pihak pertama) mendukung tujuan bisnis jangka panjang.
- Level Manajerial (Manajer Pemasaran Digital, Brand Manager): Menerjemahkan strategi menjadi taktik operasional, memilih platform (Google Ads, Meta Ads, TikTok Ads), dan mengawasi kinerja kampanye. Pemahaman tentang programmatic buying dan influencer marketing sangat penting di sini.
- Level Pelaksana (Spesialis Iklan Digital, SEO/SEM Specialist): Mereka adalah ujung tombak yang mengimplementasikan kampanye harian, mengoptimalkan keyword, membuat konten iklan, dan menganalisis data real-time. Keputusan mereka sangat taktis dan responsif terhadap performa kampanye.
- Agensi Pemasaran Digital: Banyak perusahaan mendelegasikan keputusan iklan digital kepada agensi yang memiliki keahlian dan akses ke teknologi terbaru untuk mengelola kampanye kompleks.
- Platform Teknologi/Iklan: Google dan Meta, misalnya, memiliki tim yang memberikan rekomendasi berbasis data kepada pengiklan, memengaruhi keputusan langsung.
Tantangan dan Prospek di Masa Depan
Meskipun pertumbuhan pasar iklan Indonesia terlihat menjanjikan, tantangan tetap ada. Inflasi biaya media dan transisi pasca-penghapusan third-party cookies menjadi perhatian utama.
Namun, peluangnya juga tak terbatas, terutama dalam kemampuan untuk berinteraksi lebih personal dengan konsumen, memanfaatkan kekuatan video pendek dan Key Opinion Leader (KOL), serta terus berinovasi dengan teknologi AI.
Tidak hanya di Kota Indonesia, Di Pontianak, Kalimantan Barat, kondisi ini juga akan tercermin. Bisnis lokal akan semakin mengalihkan fokus ke iklan digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan terukur.
Sementara itu, stasiun TV dan radio lokal perlu semakin kreatif dalam mengemas iklan yang relevan dengan kearifan lokal, menunjukkan bahwa adaptasi dan inovasi adalah kunci keberhasilan di tengah dinamika pasar iklan 2025.
Penulis : Dea Ananda - Mahasiswa
Sumber Berita: Dari berbagai sumber - dibuat untuk tugas membuat Opini






