Radio di Tangan Gen Z: Bukan Mati, Tapi Berevolusi Jadi Lebih Personal

- Publisher

Sabtu, 14 Juni 2025 - 23:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Radio di Tangan Gen Z: Bukan Mati, Tapi Berevolusi Jadi Lebih Personal

Radio di Tangan Gen Z: Bukan Mati, Tapi Berevolusi Jadi Lebih Personal

Radio di Tangan Gen Z: Bukan Mati, tapi berevolusi jadi lebih personal. Ada anggapan lama yang masih terus beredar: radio sudah mati. Tapi coba kita lihat dari sudut yang berbeda—mungkin bukan mati, hanya sedang mengalami transisi. Dan tangan-tangan yang kini sedang membentuk ulang identitas radio itu… adalah milik Gen Z.

Radio di Tangan Gen Z, Akan Jadi Seperti Apa?

Gen Z tidak tumbuh bersama radio seperti generasi sebelumnya. Mereka lahir di tengah suara digital, dengan akses instan ke musik, berita, podcast, dan hiburan lewat ponsel. Tapi bukan berarti mereka anti audio. Justru sebaliknya—mereka sangat akrab dengan dunia suara, hanya platformnya yang berubah.

Di tangan Gen Z, radio bukan lagi alat, melainkan pengalaman. Bukan sekadar menyalakan frekuensi, tapi bagaimana suara disampaikan, kepada siapa, dan dengan rasa apa.

Baca Juga :  MARI Catat Kinerja Positif di RUPST 2025, Radio Terus Tumbuh di Era Digital

Bukan Lagi Tentang Frekuensi, Tapi Tentang Format

Radio tidak harus berwujud seperti dulu. Gen Z mendengarkan audio lewat Spotify, YouTube, hingga TikTok Sound. Mereka akrab dengan podcast berdurasi 15 menit, obrolan santai yang membahas kecemasan, quarter life crisis, atau tips ngatur keuangan sambil rebahan.

Jika radio ingin hidup di dunia Gen Z, ia harus berubah dari siaran kejam (jam tetap, format kaku) menjadi siaran lincah—fleksibel, bisa on demand, dan dekat secara emosional.

Gaya Bicara yang Natural, Tidak Kaku

Gen Z suka hal yang terasa autentik. Mereka bosan dengan suara “penyiar radio” yang terlalu sempurna dan formal. Mereka lebih tertarik pada suara yang jujur, kadang lucu, kadang sarkas, tapi nyata.

Mereka ingin merasa ditemani, bukan diceramahi.

Topik yang Didekatkan, Bukan Ditinggikan

Isi siaran radio di masa depan tidak cukup hanya berisi lagu dan sapaan klise. Gen Z ingin mendengar hal-hal yang mereka rasakan: tentang toxic work culture, overthinking, self-love, dan bahkan kegagalan. Radio harus jadi ruang aman, bukan panggung garing yang jauh dari realita.

Baca Juga :  Cumulus Revenue Anjlok, Tapi Digital Jadi Penyelamat

Musik yang Dipilih Sendiri, Bukan Dipaksakan

Gen Z sangat personal dalam urusan selera musik. Mereka lebih percaya algoritma daripada label rekaman. Mereka mendengar hyperpop, indie Korea, bahkan lagu viral dari drama Thailand. Kalau radio masih menyajikan playlist yang “itu-itu aja”, maka yang mati bukan radionya, tapi ketertarikan mereka.

Radio masa depan di tangan Gen Z adalah radio yang bisa mereka bentuk, interaktif, dan personal.

Radio Bisa Jadi Platform, Bukan Hanya Saluran

Radio di tangan Gen Z bisa menjadi wadah kolaborasi, komunitas, bahkan ruang eksperimen. Mereka bisa merekam segmen mereka sendiri, menyiarkan lewat platform yang mereka pilih, dan menyebarkannya ke audiens yang mereka kenal.

Radio bisa jadi sebuah komunitas audio digital—bukan hanya alat penyiaran satu arah.

Jangan Ajari Gen Z Dengar Radio Lama. Ajak Mereka Bikin Versi Barunya

Radio tidak mati. Ia hanya sedang mencari bentuk baru. Dan di tangan Gen Z, bentuk itu bisa lebih jujur, lebih segar, dan lebih dekat dengan hidup sehari-hari. Kita hanya perlu percaya dan memberi ruang.

Karena saat mereka membuat radio versi mereka sendiri—mungkin dengan sedikit noise, editing mentah, dan bahasa yang slengekan—di situlah radio menemukan kembali maknanya: menjadi suara yang menemani, bukan mendikte.

Berita Terkait

Radio dan Hak Cipta : Tanpa Lagu, Apakah Radio Masih Layak Didengar?
Bongkar Strategi Siaran Tanpa Musik di Radio: Rahasia Sukses yang Tak Banyak Diketahui
Radio Kembali Naik Daun Berkat AI
Kondisi Pasar Iklan 2025: Proyeksi dan Analisis Terbaru
Radio Analog Tetap Jadi Pilihan di Tengah Ketimpangan Digital
Radio Masa Depan: Dari Ruang Redaksi Digital ke Ekosistem Resonansi Publik
Industri Radio Indonesia di Tengah Krisis Iklan
Radio vs AI: Ancaman atau Peluang?

Berita Terkait

Senin, 4 Agustus 2025 - 09:46 WIB

Radio dan Hak Cipta : Tanpa Lagu, Apakah Radio Masih Layak Didengar?

Jumat, 1 Agustus 2025 - 07:00 WIB

Bongkar Strategi Siaran Tanpa Musik di Radio: Rahasia Sukses yang Tak Banyak Diketahui

Senin, 7 Juli 2025 - 15:16 WIB

Radio Kembali Naik Daun Berkat AI

Sabtu, 5 Juli 2025 - 07:45 WIB

Kondisi Pasar Iklan 2025: Proyeksi dan Analisis Terbaru

Rabu, 2 Juli 2025 - 00:02 WIB

Radio Analog Tetap Jadi Pilihan di Tengah Ketimpangan Digital

Berita Terbaru